🇮🇩 Indonesia

ARTICLE

Mengenal Key Risk Indicators (KRI) Manajemen Risiko: Contoh dan Karakteristiknya

6 minutes

read

23 Okt 2024

Di tengah dinamika dunia bisnis yang semakin kompleks, manajemen risiko menjadi salah satu komponen vital yang harus diperhatikan oleh setiap organisasi. Salah satu alat yang efektif dalam pengelolaan risiko adalah Key Risk Indicators (KRI). KRI membantu perusahaan dalam mengidentifikasi dan memantau risiko yang berpotensi mengganggu pencapaian tujuan bisnis. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai definisi KRI, fungsinya, karakteristik KRI yang baik, proses penentuan KRI, serta beberapa contoh KRI yang sering digunakan dalam praktik bisnis.

Definisi Key Risk Indicators

Key Risk Indicators (KRI) adalah metrik yang digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai potensi risiko yang dapat dihadapi oleh sebuah organisasi. Secara umum KRI berfungsi sebagai alat ukur yang memungkinkan manajemen untuk memantau kondisi risiko tertentu dalam entitas, dan membantu para pemangku kepentingan dalam mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengurangi dampak negatif dari risiko yang mungkin terjadi. Dengan menggunakan KRI, organisasi dapat lebih siap menghadapi tantangan dan ketidakpastian yang ada. Baca juga : Ingin Bisnis Stabil dan Aman? Kenali Threshold Key Risk Indicators (KRI) dalam Manajemen Risiko

Fungsi Key Risk Indicators

KRI memiliki beberapa fungsi penting dalam manajemen risiko, yang kesemuanya berkontribusi pada penguatan ketahanan organisasi. Berikut fungsi utama dari KRI:

  • Mengukur dan Memantau Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Tingkat Risiko Salah satu fungsi utama KRI adalah untuk mengukur dan memantau faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat risiko dalam organisasi. Dengan pemantauan yang terus-menerus, organisasi dapat mengetahui kondisi terkini dan menilai apakah ada perubahan yang dapat mempengaruhi profil risiko mereka.

  • Memberikan Peringatan Dini (Early Warning) tentang Peningkatan Eksposur Risiko KRI berperan sebagai sistem peringatan dini yang memberi tahu organisasi mengenai potensi peningkatan eksposur risiko. Dengan informasi ini, manajemen dapat mengambil tindakan pencegahan sebelum risiko menjadi masalah yang lebih besar, sehingga meminimalkan dampak negatif pada operasi bisnis.

  • Mendukung Pengambilan Keputusan Berbasis Risiko KRI menyediakan data dan informasi yang berguna dalam mendukung pengambilan keputusan berbasis risiko. Dengan informasi yang akurat dan terkini, manajemen dapat membuat keputusan yang lebih baik mengenai strategi dan alokasi sumber daya untuk mengurangi risiko yang ada.

  • Memfasilitasi Komunikasi Risiko antar Level Organisasi KRI juga berfungsi untuk memfasilitasi komunikasi tentang risiko di seluruh level organisasi. Dengan adanya KRI, semua pihak dalam perusahaan dapat memiliki pemahaman yang sama tentang risiko yang dihadapi, serta tindakan yang perlu dilakukan untuk mengelola risiko tersebut.

Baca juga : 5 Langkah Membangun Early Warning System (EWS) untuk Mencegah Risiko di Perusahaan Anda!

Karakteristik KRI yang Baik

Agar KRI dapat berfungsi secara efektif, ada beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh KRI yang baik. Karakteristik ini memastikan bahwa KRI dapat memberikan informasi yang relevan dan dapat diandalkan.

  • Relevan KRI harus langsung terkait dengan risiko yang diukur. Dengan relevansi ini, informasi yang diperoleh benar-benar mencerminkan kondisi risiko yang ada, sehingga manajemen dapat mengambil tindakan yang sesuai.

  • Terukur KRI harus dapat dikuantifikasi dan dimonitor secara konsisten. Keterukuran ini memungkinkan organisasi untuk melakukan analisis yang mendalam dan perbandingan dari waktu ke waktu, sehingga dapat melihat tren dan pola yang muncul.

  • Prediktif KRI yang baik harus mampu memberikan peringatan dini sebelum risiko terjadi. Kemampuan prediktif ini memungkinkan organisasi untuk melakukan langkah-langkah pencegahan yang diperlukan, sehingga dapat mengurangi dampak risiko yang mungkin terjadi.

  • Mudah Dipantau Data yang digunakan untuk KRI harus tersedia dan dapat diakses dengan mudah. Kemudahan ini memastikan bahwa pemantauan KRI dapat dilakukan secara efektif tanpa memerlukan proses yang rumit.

  • Comparable KRI harus dapat dibandingkan antar periode atau entitas. Dengan kemampuan ini, organisasi dapat melakukan analisis yang lebih mendalam tentang tren risiko dan melakukan benchmark dengan entitas lain.

  • Actionable KRI harus memungkinkan tindakan mitigasi yang tepat waktu. Dengan informasi yang diperoleh dari KRI, organisasi dapat segera merespons risiko yang teridentifikasi dengan tindakan yang sesuai untuk mengurangi potensi kerugian.

Baca juga : Perbedaan KRI dan KPI: Indikator Kinerja dan Risiko yang Wajib Anda Ketahui

Proses Bisnis Penentuan KRI

Proses penentuan KRI melibatkan beberapa langkah penting yang harus diikuti untuk memastikan bahwa KRI yang dihasilkan efektif dan relevan dalam mengukur risiko.

  • Identifikasi Risiko Utama berdasarkan Taksonomi Risiko Proses dimulai dengan mengidentifikasi risiko utama yang dihadapi organisasi. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan taksonomi risiko untuk mengklasifikasikan risiko ke dalam kategori yang relevan.

  • Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Setelah risiko utama diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko tersebut. Pemahaman mendalam tentang faktor ini sangat penting untuk merumuskan KRI yang tepat.

  • Formulasi KRI Potensial Dalam langkah ini, organisasi mengembangkan beberapa KRI potensial yang dapat digunakan untuk mengukur dan memantau risiko yang telah diidentifikasi. KRI ini harus sesuai dengan karakteristik yang telah dibahas sebelumnya.

  • Evaluasi dan Seleksi KRI Berdasarkan Kriteria Efektivitas KRI yang telah diformulasikan kemudian dievaluasi berdasarkan kriteria efektivitas. Organisasi harus memilih KRI yang paling relevan dan dapat diandalkan untuk digunakan dalam pemantauan risiko.

  • Penetapan Threshold untuk Setiap KRI Setiap KRI harus memiliki batasan atau threshold yang ditetapkan untuk menilai apakah risiko berada dalam level yang dapat diterima. Penetapan threshold ini membantu dalam menilai kapan tindakan mitigasi perlu diambil.

  • Validasi KRI Melalui Pengujian Historis atau Simulasi KRI yang dipilih harus divalidasi melalui pengujian historis atau simulasi untuk memastikan bahwa KRI tersebut dapat diandalkan dalam memberikan informasi yang akurat tentang risiko.

  • Persetujuan dan Dokumentasi KRI Langkah terakhir dalam proses ini adalah mendapatkan persetujuan dari manajemen atas KRI yang telah ditentukan dan mendokumentasikannya untuk referensi dan pelaporan di masa depan.

Baca juga : Mengelola Risiko dalam Bisnis: Strategi untuk Menghadapi Ketidakpastian

Contoh Key Risk Indicators

Berikut adalah beberapa contoh KRI yang umum digunakan dalam praktik bisnis, yang dapat membantu organisasi dalam mengukur dan memantau risiko:

  • Tingkat Kepuasan Pelanggan: Mengukur tingkat kepuasan pelanggan untuk memantau risiko reputasi dan loyalitas pelanggan.

  • Rasio Utang terhadap Ekuitas: Mengukur risiko keuangan yang terkait dengan pembiayaan perusahaan, memberikan gambaran tentang kesehatan finansial organisasi.

  • Jumlah Pelanggaran Regulasi: Mengawasi kepatuhan terhadap peraturan yang relevan untuk menghindari sanksi hukum yang dapat merugikan perusahaan.

  • Frekuensi Insiden Keamanan Siber: Memantau risiko keamanan informasi yang dapat mempengaruhi operasi bisnis dan data pelanggan.

Kesimpulan

Key Risk Indicators (KRI) adalah alat penting dalam manajemen risiko yang membantu organisasi mengelola risiko secara proaktif dan berkelanjutan. Dengan penerapan KRI yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan ketahanan serta mengoptimalkan pengambilan keputusan berbasis data. Jika Anda ingin memastikan bisnis Anda tetap tangguh dan siap menghadapi risiko, konsultasi dengan ahli manajemen risiko sangat penting. Proxsis Consulting menyediakan layanan konsultasi untuk membantu organisasi Anda mengimplementasikan tata kelola, manajemen risiko, dan kepatuhan (GRC) dengan lebih efektif. Dengan pendekatan yang terstruktur, kami siap mendukung perusahaan Anda dalam menghadapi tantangan bisnis yang semakin kompleks. Konsultasi Manajemen Risiko di Sini.

Butuh konsultasi lebih lanjut tentang

Business Strategy

Share on :

Baca Juga Insight lainnya

ARTICLE

17 Jan 2025

Bikin Produksi Terhambat, Ini Masalah Umum Distribusi dan Solusinya

ARTICLE

16 Jan 2025

Apa Itu Fast Moving dan Slow Moving Stock?

ARTICLE

14 Jan 2025

17 Tantangan Bisnis 2025, Pentingnya Ketahanan Bisnis di Tengah Ketidakpastian

Proxsis & Co. HQ

Gd. Permata Kuningan Lt. 17, Jl. Kuningan Mulia, Menteng Atas, Setiabudi, South Jakarta City, Jakarta 12920

P:

(021) 837 086 79

M:

(+62) 811-1797-485

E:

cs@proxsisgroup.com

East Office

AMG Tower Lantai 17, Jl. Raya Dukuh Menanggal No. 1A, Gayungan, Surabaya, East Java, Indonesia 60234

P:

(031) 825 17 000

M:

(+62) 811-1798-353

E:

cs.sby@proxsisgroup.com

OPTIMIST

OVERJOYED

OUTSTANDING

Part of

© 2025

PT. Proxsis Solusi Bisnis

Brand & Website by

Proxsis & Co. HQ

Gd. Permata Kuningan Lt. 17, Jl. Kuningan Mulia, Menteng Atas, Setiabudi, South Jakarta City, Jakarta 12920

P:

(021) 837 086 79

M:

(+62) 811-1797-485

E:

cs@proxsisgroup.com

East Office

AMG Tower Lantai 17, Jl. Raya Dukuh Menanggal No. 1A, Gayungan, Surabaya, East Java, Indonesia 60234

P:

(031) 825 17 000

M:

(+62) 811-1798-353

E:

cs.sby@proxsisgroup.com

OPTIMIST

OVERJOYED

OUTSTANDING

Part of

© 2025

PT. Proxsis Solusi Bisnis

Brand & Website by

Proxsis & Co. HQ

Gd. Permata Kuningan Lt. 17, Jl. Kuningan Mulia, Menteng Atas, Setiabudi, South Jakarta City, Jakarta 12920

P:

(021) 837 086 79

M:

(+62) 811-1797-485

E:

cs@proxsisgroup.com

East Office

AMG Tower Lantai 17, Jl. Raya Dukuh Menanggal No. 1A, Gayungan, Surabaya, East Java, Indonesia 60234

P:

(031) 825 17 000

M:

(+62) 811-1798-353

E:

cs.sby@proxsisgroup.com

OPTIMIST

OVERJOYED

OUTSTANDING

Part of

© 2025

PT. Proxsis Solusi Bisnis

Brand & Website by