🇮🇩 Indonesia

ARTICLE

EWS dan KRI: Kunci Sukses Deteksi Dini Risiko Bisnis

5 minutes

read

22 Okt 2024

Pernahkah Anda mendengar tentang Early Warning System (EWS) dalam manajemen risiko? Sistem ini berperan penting dalam memantau risiko melalui indikator utama, sehingga tindakan preventif dapat segera diambil sebelum risiko meningkat. Yuk, kita bahas lebih lanjut tentang bagaimana pelaporan EWS dilakukan dan tantangan yang sering dihadapi dalam implementasinya.  

Pelaporan EWS Manajemen Risiko

Penetapan peran Early Warning System (EWS) dalam manajemen risiko menjadi sangat penting. EWS membantu perusahaan memonitor dan mendeteksi potensi risiko melalui berbagai indikator kunci, atau yang sering kita kenal dengan Key Risk Indicator (KRI). Dengan sistem ini, perusahaan dapat mengidentifikasi ancaman lebih awal dan mengambil langkah mitigasi yang diperlukan sebelum risiko benar-benar berdampak negatif. Pelaporan EWS manajemen risiko berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan hasil pemantauan dan analisis KRI kepada para pemangku kepentingan. Tujuannya adalah memastikan semua pihak, mulai dari manajemen hingga operasional, mengetahui potensi risiko yang ada dan dapat mengambil tindakan yang tepat. Melalui refleksi yang terstruktur, perusahaan dapat melihat bagaimana KRI bergerak dari waktu ke waktu, mengidentifikasi tren yang ditimbulkan, serta mengetahui posisi risiko terhadap ambang batas yang telah ditetapkan.   Baca juga : Bagaimana JP Morgan Chase Menjawab Tantangan dengan Teknologi dan Sustainability  

Pelaporan KRI dan EWS

Pelaporan Key Risk Indicator (KRI) dalam EWS merupakan komponen penting untuk memahami kondisi risiko suatu organisasi. Berikut adalah aspek-aspek penting yang harus diperhatikan dalam pelaporan KRI:

  1. Nilai Aktual KRI Nilai aktual dari KRI adalah hasil pengukuran terkini dari indikator risiko utama. Biasanya, nilai ini dibandingkan dengan data dari periode sebelumnya untuk mengetahui perubahannya. Misalnya, jika Non-Performing Loan (NPL) bulan ini adalah 4,5%, sementara bulan lalu 4,2%, maka terlihat adanya peningkatan risiko dalam sektor kredit.

  1. Trend KRI Melihat tren KRI dari waktu ke waktu sangat membantu dalam memahami bagaimana risiko bergerak. Misalnya, jika dalam 12 bulan terakhir terjadi peningkatan bertahap pada NPL, ini bisa menjadi sinyal bahwa langkah mitigasi risiko harus segera dilakukan.

  1. Status terhadap Threshold Setiap KRI memiliki ambang batas (threshold) yang ditetapkan untuk menentukan kapan risiko mulai mendekati level yang berbahaya. Jika NPL mencapai 4,5% dan mendekati batas 5%, KRI ini bisa diberi status "kuning", yang menunjukkan perlu perhatian khusus.

  1. Analisis Penyebab Perubahan Penting untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perubahan KRI. Misalnya, peningkatan NPL bisa disebabkan oleh perlambatan di sektor properti. Melakukan analisis akar masalah akan membantu dalam merancang solusi yang lebih tepat.

  1. Rekomendasi Tindak Lanjut Setelah mengetahui penyebab perubahan, langkah berikutnya adalah memberikan rekomendasi tindak lanjut. Misalnya, untuk menurunkan NPL, kebijakan restrukturisasi kredit bagi nasabah tertentu bisa menjadi salah satu solusi. Setiap tindakan perlu dilengkapi dengan timeline dan penanggung jawab yang jelas.

  Baca juga : Mengapa Perusahaan dan Pemilik Bisnis Perlu Business Transformation?  

Tantangan Penerapan KRI dan EWS

Meskipun sistem KRI dan EWS sangat membantu, penerapannya seringkali dihadapkan pada berbagai tantangan. Berikut beberapa di antaranya:

  1. Resistensi terhadap Perubahan Salah satu tantangan terbesar adalah adanya keengganan dari karyawan untuk mengadopsi sistem baru. Mereka khawatir beban kerja akan meningkat. Untuk mengatasinya, penting untuk mengomunikasikan manfaat KRI dan EWS secara jelas, melibatkan karyawan dalam pengembangan sistem, serta menjalankan program change management yang terstruktur.

  1. Keterbatasan Data Historis yang Relevan Terkadang, data historis yang diperlukan untuk menetapkan baseline dan threshold KRI tidak tersedia. Ini bisa disebabkan oleh sistem pencatatan yang kurang memadai atau perubahan proses bisnis. Solusinya adalah menggunakan penilaian ahli (expert judgment), memperbaiki sistem manajemen data, atau menggunakan proxy data dari industri sebagai referensi.

  1. Kompleksitas Integrasi Sistem Informasi Integrasi data KRI dari berbagai sistem yang berbeda seringkali menjadi tantangan. Untuk mengatasinya, perusahaan bisa mengembangkan middleware, mengadopsi data warehouse terpusat, atau menggunakan teknologi API untuk mempermudah pertukaran data antar sistem.

  1. Kebutuhan Investasi Teknologi dan SDM Mengimplementasikan sistem EWS memerlukan investasi yang signifikan, baik dari sisi teknologi maupun sumber daya manusia (SDM). Solusinya adalah membuat business case yang kuat untuk justifikasi investasi, memprioritaskan risiko utama dalam implementasi bertahap, serta mengembangkan program pelatihan bagi SDM.

  1. Perbedaan Tingkat Kematangan Manajemen Risiko antar BUMN dan Anper Setiap BUMN dan anak perusahaannya (Anper) memiliki tingkat kematangan manajemen risiko yang berbeda-beda, tergantung pada ukuran, kompleksitas, dan industri. Solusinya adalah mengembangkan kerangka KRI yang fleksibel, melaksanakan program mentoring antar BUMN, dan menetapkan standar minimal yang harus dipenuhi oleh semua perusahaan.

  1. Harmonisasi KRI antara BUMN Induk dan Anper Fokus bisnis yang berbeda dan variasi dalam risk appetite sering menyebabkan inkonsistensi dalam pelaporan dan agregasi risiko. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan dapat mengembangkan taksonomi risiko yang komprehensif, mengimplementasikan sistem konsolidasi KRI, serta membentuk komite manajemen risiko untuk koordinasi antar perusahaan dalam grup.

 

Kesimpulan

Pelaporan dan penerapan EWS dalam manajemen risiko memberikan banyak manfaat, namun juga tidak terlepas dari tantangan. Dengan memahami faktor-faktor penyebab perubahan KRI dan melakukan tindakan mitigasi yang tepat, perusahaan dapat lebih siap menghadapi risiko yang muncul. Selain itu, tantangan implementasi KRI dan EWS dapat diatasi melalui pendekatan strategis dan kolaboratif. Ingin tahu lebih lanjut bagaimana mengoptimalkan manajemen risiko di perusahaan Anda? Konsultasikan kebutuhan Anda dengan Proxsis Consulting, dan dapatkan solusi terbaik untuk manajemen risiko perusahaan Anda!

Butuh konsultasi lebih lanjut tentang

Business Strategy

Share on :

Baca Juga Insight lainnya

ARTICLE

17 Jan 2025

Bikin Produksi Terhambat, Ini Masalah Umum Distribusi dan Solusinya

ARTICLE

16 Jan 2025

Apa Itu Fast Moving dan Slow Moving Stock?

ARTICLE

14 Jan 2025

17 Tantangan Bisnis 2025, Pentingnya Ketahanan Bisnis di Tengah Ketidakpastian

Proxsis & Co. HQ

Gd. Permata Kuningan Lt. 17, Jl. Kuningan Mulia, Menteng Atas, Setiabudi, South Jakarta City, Jakarta 12920

P:

(021) 837 086 79

M:

(+62) 811-1797-485

E:

cs@proxsisgroup.com

East Office

AMG Tower Lantai 17, Jl. Raya Dukuh Menanggal No. 1A, Gayungan, Surabaya, East Java, Indonesia 60234

P:

(031) 825 17 000

M:

(+62) 811-1798-353

E:

cs.sby@proxsisgroup.com

OPTIMIST

OVERJOYED

OUTSTANDING

Part of

© 2025

PT. Proxsis Solusi Bisnis

Brand & Website by

Proxsis & Co. HQ

Gd. Permata Kuningan Lt. 17, Jl. Kuningan Mulia, Menteng Atas, Setiabudi, South Jakarta City, Jakarta 12920

P:

(021) 837 086 79

M:

(+62) 811-1797-485

E:

cs@proxsisgroup.com

East Office

AMG Tower Lantai 17, Jl. Raya Dukuh Menanggal No. 1A, Gayungan, Surabaya, East Java, Indonesia 60234

P:

(031) 825 17 000

M:

(+62) 811-1798-353

E:

cs.sby@proxsisgroup.com

OPTIMIST

OVERJOYED

OUTSTANDING

Part of

© 2025

PT. Proxsis Solusi Bisnis

Brand & Website by

Proxsis & Co. HQ

Gd. Permata Kuningan Lt. 17, Jl. Kuningan Mulia, Menteng Atas, Setiabudi, South Jakarta City, Jakarta 12920

P:

(021) 837 086 79

M:

(+62) 811-1797-485

E:

cs@proxsisgroup.com

East Office

AMG Tower Lantai 17, Jl. Raya Dukuh Menanggal No. 1A, Gayungan, Surabaya, East Java, Indonesia 60234

P:

(031) 825 17 000

M:

(+62) 811-1798-353

E:

cs.sby@proxsisgroup.com

OPTIMIST

OVERJOYED

OUTSTANDING

Part of

© 2025

PT. Proxsis Solusi Bisnis

Brand & Website by