ARTICLE

Kupas Tuntas 9 Poin Penting Business Continuity Plan (BCP) dan Cara Kerjanya

11 minutes

read

Dec 28, 2024

Dalam dunia bisnis yang semakin kompleks dan penuh ketidakpastian, menjaga kelangsungan operasional perusahaan menjadi hal yang sangat penting. Gangguan terhadap operasi perusahaan, baik disebabkan oleh bencana alam, kerusakan sistem teknologi, serangan siber, atau bahkan pandemi, dapat berdampak sangat besar bagi kelangsungan hidup sebuah organisasi. Business Continuity Plan (BCP) menjadi kunci utama untuk memastikan bahwa perusahaan tetap dapat beroperasi meskipun dalam situasi yang tidak terduga. BCP mencakup serangkaian langkah strategis yang dirancang untuk memitigasi risiko, mengurangi kerugian, dan memastikan bahwa proses bisnis penting tetap berjalan lancar selama dan setelah gangguan. Artikel ini akan mengulas secara mendalam tentang apa itu BCP, tujuannya, komponen-komponen utamanya, peran teknologi dalam penerapannya, serta langkah-langkah implementasi yang perlu dilakukan oleh perusahaan.

Pengertian Business Continuity Plan (BCP)

Untuk memahami lebih dalam tentang BCP, pertama-tama kita perlu mengetahui apa itu Business Continuity Plan dan mengapa hal tersebut sangat penting bagi perusahaan. Business Continuity Plan (BCP) adalah suatu strategi yang mencakup berbagai langkah untuk memastikan kelangsungan operasional perusahaan saat menghadapi gangguan besar atau bencana yang dapat mengganggu kegiatan bisnis sehari-hari. Rencana ini melibatkan perencanaan yang matang untuk menangani berbagai ancaman yang bisa mempengaruhi operasional, termasuk kejadian-kejadian tak terduga seperti bencana alam, kecelakaan, serangan siber, dan krisis ekonomi. Tujuan utama dari BCP adalah untuk memastikan bahwa perusahaan dapat meminimalisir dampak negatif dari gangguan tersebut dan tetap menjaga keberlanjutan layanan kepada pelanggan, serta memastikan bahwa proses bisnis vital dapat dilanjutkan meskipun dalam situasi yang penuh tantangan.   Baca juga : 7 Contoh Real-Life Business Continuity Plan yang Harus Kamu Tahu  

Tujuan Business Continuity Plan (BCP)

Tujuan dari Business Continuity Plan sangat penting untuk dipahami agar kita dapat melihat bagaimana rencana ini memberikan dampak yang besar bagi kelangsungan perusahaan. Berikut adalah beberapa tujuan utama yang ingin dicapai dengan penerapan BCP:

  • Memastikan Operasional Tetap Berjalan Meski Terjadi Bencana atau Gangguan Besar Salah satu tujuan utama dari BCP adalah memastikan bahwa operasi bisnis tetap berjalan meskipun terjadi gangguan besar. Misalnya, jika terjadi bencana alam atau serangan siber yang mengganggu sistem IT perusahaan, BCP memastikan bahwa aktivitas penting tetap bisa berjalan, baik dengan memindahkan sistem ke lokasi lain atau dengan menggunakan teknologi cadangan.

  • Menjamin Kesinambungan Layanan untuk Pelanggan dan Mitra BCP juga bertujuan untuk menjamin bahwa layanan yang diberikan kepada pelanggan dan mitra bisnis tetap berlangsung meskipun terjadi gangguan. Dalam dunia bisnis yang sangat bergantung pada hubungan jangka panjang dengan pelanggan dan mitra, kemampuan untuk terus memberikan layanan tanpa gangguan adalah salah satu faktor utama yang membangun kepercayaan dan reputasi perusahaan.

  • Mengurangi Dampak Keuangan dari Gangguan Bisnis Setiap gangguan yang menghambat operasional bisnis dapat berujung pada kerugian finansial yang signifikan. BCP dirancang untuk mengurangi dampak keuangan ini dengan merencanakan langkah-langkah pemulihan yang cepat dan efektif. Dengan perencanaan yang matang, perusahaan dapat meminimalkan waktu yang hilang dan mengurangi kerugian yang disebabkan oleh gangguan.

  • Menjaga Kepercayaan Stakeholder (Investor, Pelanggan, Karyawan) pada Ketahanan Perusahaan Salah satu manfaat besar dari BCP adalah peningkatan kepercayaan dari berbagai pihak yang terlibat dengan perusahaan, seperti investor, pelanggan, dan karyawan. Dengan menunjukkan bahwa perusahaan telah memiliki rencana yang solid untuk menghadapi krisis, perusahaan dapat memperkuat reputasinya dan memberikan keyakinan kepada stakeholder bahwa perusahaan siap menghadapi tantangan apapun.

  Baca juga : Ancaman Gempa Megathrust Terhadap Bisnis, Pentingnya Ketahanan Bisnis  

Komponen Utama dalam Business Continuity Planning

Komponen-komponen dalam BCP sangat vital untuk menciptakan sebuah rencana yang komprehensif dan efektif. Tanpa komponen-komponen ini, rencana kelangsungan bisnis bisa gagal dalam menghadapi situasi darurat:

  • Risk Assessment (Penilaian Risiko) Penilaian risiko merupakan langkah pertama dalam menyusun BCP. Pada tahap ini, perusahaan mengidentifikasi berbagai potensi ancaman yang dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis. Penilaian ini mencakup analisis mendalam mengenai berbagai jenis risiko yang mungkin terjadi, baik itu risiko internal maupun eksternal, seperti bencana alam, kerusakan teknologi, atau ancaman keamanan siber. Dengan penilaian risiko yang tepat, perusahaan dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi potensi gangguan.

  • Business Impact Analysis (BIA) Setelah risiko diidentifikasi, tahap selanjutnya adalah melakukan Business Impact Analysis (BIA). BIA digunakan untuk menilai dampak dari gangguan terhadap operasi bisnis. Proses ini membantu perusahaan memahami mana proses atau sistem yang sangat vital dan perlu dipulihkan dengan prioritas tinggi. BIA juga membantu menentukan potensi kerugian yang bisa terjadi jika gangguan tersebut tidak ditangani dengan cepat, baik dalam hal waktu, sumber daya, maupun biaya.

  • Recovery Strategies (Strategi Pemulihan) Setelah mengetahui mana bagian yang paling kritis bagi kelangsungan bisnis, perusahaan perlu menyusun strategi pemulihan yang efektif. Strategi ini dapat mencakup langkah-langkah untuk memulihkan sistem teknologi, mendirikan lokasi kerja sementara, atau menyusun sistem cadangan untuk mendukung proses bisnis yang terdampak. Selain itu, strategi pemulihan juga harus mencakup pengaturan sumber daya yang diperlukan, baik dari sisi personel maupun material.

  • Plan Development (Pengembangan Rencana) Pengembangan rencana BCP adalah tahap di mana langkah-langkah yang telah direncanakan dituangkan dalam bentuk prosedur dan instruksi yang jelas. Rencana ini harus mencakup detil mengenai peran dan tanggung jawab setiap individu, proses yang harus dijalankan, serta langkah-langkah yang perlu diambil dalam situasi darurat.

  • Testing and Exercises (Pengujian dan Latihan) Pengujian dan latihan sangat penting untuk memastikan bahwa rencana yang telah dibuat dapat diterapkan dengan baik dalam situasi darurat. Uji coba ini melibatkan simulasi gangguan dan memastikan bahwa seluruh tim dan sistem berfungsi sesuai rencana. Proses ini membantu mengidentifikasi celah atau kelemahan dalam rencana yang perlu diperbaiki.

  Baca juga : Cara 10 Perusahaan Tertua di Indonesia Mempertahankan Bisnis, Transformasi Bisnis dan Transformasi Digital  

Peran Teknologi dalam Business Continuity Planning

Teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung kelangsungan operasional perusahaan. Berikut beberapa aspek teknologi yang krusial dalam implementasi BCP:

  • Integrasi Teknologi dalam BCP Teknologi berperan besar dalam implementasi BCP, seperti sistem manajemen risiko dan perangkat lunak pemantauan yang memungkinkan perusahaan untuk memantau potensi ancaman dan meresponsnya secara cepat.

  • Dukungan Cloud Services Cloud computing menawarkan solusi penyimpanan data yang aman dan dapat diakses dari berbagai lokasi, sehingga memungkinkan perusahaan untuk mengakses data dan aplikasi penting meskipun terjadi gangguan fisik di lokasi utama. Penyimpanan data di cloud juga memungkinkan perusahaan melakukan pemulihan sistem dengan lebih cepat setelah gangguan.

  • Automated Failover Systems Sistem failover otomatis memungkinkan sistem untuk beralih ke cadangan atau sistem alternatif secara otomatis jika terjadi gangguan pada sistem utama. Ini memastikan bahwa operasional tetap berjalan tanpa gangguan signifikan, yang sangat penting dalam menjaga kelangsungan bisnis.

  • Cybersecurity Dalam era digital, ancaman siber semakin meningkat dan dapat merusak infrastruktur TI perusahaan. Oleh karena itu, BCP harus mencakup langkah-langkah untuk melindungi data dan sistem perusahaan dari ancaman siber melalui penggunaan firewall, enkripsi data, dan pemantauan keamanan secara berkelanjutan.

  Baca juga : 8 Strategi Bertahan Saat Bisnis Menghadapi Badai Krisis Ekonomi  

Beda BCP vs Disaster Recovery (DR)

Memahami perbedaan antara Business Continuity Plan (BCP) dan Disaster Recovery (DR) sangat penting untuk mengembangkan strategi pemulihan yang efektif. Meskipun keduanya berfokus pada pemulihan setelah gangguan, BCP dan DR memiliki perbedaan yang mendasar.

  • Disaster Recovery (DR) Disaster Recovery (DR) adalah bagian dari rencana kelangsungan bisnis yang lebih luas, dengan fokus utama pada pemulihan teknologi informasi dan infrastruktur IT perusahaan. DR lebih sempit lingkupnya, yakni berfokus pada pemulihan sistem, aplikasi, data, dan infrastruktur TI setelah terjadinya bencana atau gangguan besar. Misalnya, jika perusahaan mengalami kebakaran yang merusak pusat data, DR akan memastikan bahwa data dapat dipulihkan dari backup dan sistem dapat beroperasi kembali dengan cepat.

  • Business Continuity Planning (BCP) Di sisi lain, Business Continuity Planning (BCP) mencakup lebih dari sekadar pemulihan teknologi. BCP adalah pendekatan yang lebih holistik dan mencakup semua aspek bisnis yang penting, termasuk operasional, sumber daya manusia, komunikasi, dan hubungan dengan pelanggan serta mitra bisnis. BCP bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh organisasi tetap dapat beroperasi selama dan setelah gangguan, tidak hanya terbatas pada pemulihan IT. Dengan kata lain, DR adalah salah satu elemen dari BCP, yang khusus menangani pemulihan sistem teknologi, sementara BCP berfokus pada keberlanjutan bisnis secara keseluruhan.

  Baca juga : Kenali 5 Jenis Stress Test yang Sering Digunakan dalam IT  

Studi Kasus: Implementasi BCP yang Sukses

Studi kasus implementasi Business Continuity Plan (BCP) dapat memberikan gambaran nyata bagaimana perusahaan besar berhasil menghadapi gangguan dengan menggunakan rencana kelangsungan bisnis yang solid. Berikut contoh perusahaan yang telah berhasil menerapkan BCP:

  • Tesla

Tesla adalah contoh perusahaan yang memiliki rencana BCP yang sangat baik, terutama dalam memastikan keberlanjutan produksi kendaraan dan operasi energi terbarukan meskipun dihadapkan pada berbagai gangguan. Salah satu langkah penting yang dilakukan Tesla adalah memastikan bahwa rantai pasokannya dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan, misalnya dengan memanfaatkan berbagai lokasi manufaktur dan fasilitas produksi di seluruh dunia. Dengan memanfaatkan teknologi, seperti cloud computing dan otomatisasi, Tesla dapat mengakses data dan sistem kritis kapan saja dan dari lokasi manapun, bahkan ketika terjadi gangguan besar.

  • Amazon

Amazon, sebagai salah satu raksasa e-commerce dan penyedia layanan cloud terkemuka, memiliki BCP yang sangat matang. Pada awal pandemi COVID-19, Amazon harus beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan permintaan yang sangat tinggi serta gangguan dalam rantai pasokan. Amazon berhasil menjaga kelangsungan operasionalnya dengan memastikan bahwa pusat distribusinya tetap berjalan dengan lancar, sementara sistem IT dan platform e-commerce-nya terus berfungsi tanpa hambatan. Selain itu, Amazon juga mengandalkan teknologi seperti AWS (Amazon Web Services) untuk menyediakan solusi cloud yang memungkinkan pemulihan cepat dari gangguan sistem.   Baca juga : Mengenal Inovasi Bisnis: Pengertian, Manajemen dan Studi Kasusnya  

Tren Terbaru dalam Business Continuity Planning

Dalam dunia yang terus berubah, tren dalam Business Continuity Planning juga mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan teknologi dan dinamika pasar. Berikut adalah beberapa tren terbaru yang mempengaruhi implementasi BCP:

  • Transformasi Digital Transformasi digital menjadi salah satu tren utama yang mempengaruhi BCP. Perusahaan semakin mengandalkan teknologi digital, baik dalam proses operasional sehari-hari maupun dalam hal pemulihan setelah gangguan. Misalnya, penggunaan platform berbasis cloud memungkinkan perusahaan untuk menjaga data dan aplikasi tetap tersedia meskipun terjadi gangguan pada infrastruktur fisik.

  • Integrasi BCP dengan Automasi Integrasi automasi dalam Business Continuity Planning semakin penting untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi pemulihan. Misalnya, otomatisasi dalam pemantauan risiko, pengujian rencana, dan pengalihan beban kerja ke sistem cadangan memungkinkan perusahaan untuk bereaksi lebih cepat terhadap ancaman yang muncul.

  • Business Continuity dalam Bisnis Digital Dengan semakin berkembangnya bisnis digital, BCP kini perlu fokus pada keberlanjutan layanan dan pengalaman pelanggan di dunia digital. Hal ini mencakup penggunaan teknologi seperti e-commerce, aplikasi mobile, dan platform berbasis cloud untuk memastikan bahwa layanan tetap berjalan meskipun terjadi gangguan.

  Baca juga : 10 Risiko Bisnis yang Dapat Diantisipasi dengan Contingency Plan  

Langkah-Langkah Implementasi Business Continuity Planning

Implementasi BCP yang efektif membutuhkan serangkaian langkah yang terstruktur. Setiap langkah dirancang untuk memastikan bahwa perusahaan dapat terus beroperasi meskipun menghadapi gangguan besar. Berikut adalah langkah-langkah yang perlu diambil dalam mengimplementasikan BCP:

  • Identifikasi Ancaman dan Risiko Langkah pertama adalah mengidentifikasi berbagai ancaman yang dapat memengaruhi operasional bisnis. Hal ini melibatkan analisis terhadap faktor-faktor eksternal, seperti bencana alam, dan faktor internal, seperti kegagalan sistem atau masalah keamanan.

  • Penyusunan Rencana dan Prosedur Setelah ancaman teridentifikasi, perusahaan perlu menyusun rencana dan prosedur pemulihan yang terperinci. Rencana ini mencakup langkah-langkah yang harus diambil dalam menghadapi gangguan, serta siapa yang bertanggung jawab dalam setiap tahap pemulihan.

  • Pengujian dan Evaluasi Pengujian rencana BCP secara berkala sangat penting untuk memastikan bahwa prosedur yang disusun dapat diimplementasikan dengan efektif dalam situasi darurat. Pengujian ini dapat berupa simulasi gangguan untuk melihat seberapa cepat dan efektif tim dapat merespons.

  • Pemeliharaan dan Pembaruan Rencana BCP bukanlah dokumen statis; ia harus diperbarui secara berkala seiring dengan perubahan dalam struktur organisasi, teknologi, dan potensi ancaman baru.

  Baca juga : Peran Manajemen Perubahan dalam Menyelaraskan Bisnis dan Strategi Perusahaan  

Rekomendasi Konsultasi Strategi Bisnis Terbaik di Indonesia

Konsultasi Strategi Bisnis Proxsis Group menawarkan pendekatan yang komprehensif untuk membantu organisasi Anda mencapai pertumbuhan berkelanjutan dan keunggulan kompetitif. Dengan pengalaman dan keahlian yang mendalam, tim konsultan kami bekerja sama dengan Anda untuk menganalisis posisi saat ini, mengidentifikasi peluang serta tantangan, dan merumuskan rencana strategis yang selaras dengan tujuan organisasi Anda. Manfaat dari layanan kami meliputi:

  • Analisis Mendalam: Memahami kondisi pasar dan posisi perusahaan Anda secara menyeluruh.

  • Perumusan Strategi: Mengembangkan rencana strategis yang tepat untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang.

  • Implementasi yang Terukur: Mengawasi pelaksanaan inisiatif strategis dengan kontrol yang memadai, termasuk pengukuran kinerja dan manajemen risiko.

  • Perbaikan Berkelanjutan: Memberikan rekomendasi tindakan perbaikan untuk memastikan strategi tetap relevan dan efektif.

Dengan pendekatan berbasis data dan praktik terbaik industri, kami tidak hanya membantu Anda merumuskan strategi, tetapi juga memastikan bahwa setiap langkah diimplementasikan dengan sukses.

Kesimpulan

Business Continuity Plan (BCP) adalah alat strategis yang sangat penting bagi perusahaan modern dalam memastikan kelangsungan operasional di tengah berbagai ancaman yang dapat mengganggu jalannya bisnis. Dengan komponen yang mencakup penilaian risiko, analisis dampak bisnis, strategi pemulihan, pengujian, dan penggunaan teknologi terkini, BCP memberikan landasan kuat bagi perusahaan untuk tetap bertahan di tengah krisis. Lebih dari itu, peran teknologi, seperti cloud computing, failover otomatis, dan keamanan siber, semakin memperkuat efektivitas BCP. Perusahaan yang mampu mengintegrasikan teknologi dengan rencana bisnis yang matang memiliki keunggulan kompetitif dalam menghadapi tantangan masa depan.

Butuh konsultasi lebih lanjut tentang

Business Strategy

Share on :

Baca Juga Insight lainnya

ARTICLE

Jan 17, 2025

Bikin Produksi Terhambat, Ini Masalah Umum Distribusi dan Solusinya

ARTICLE

Jan 16, 2025

Apa Itu Fast Moving dan Slow Moving Stock?

ARTICLE

Jan 14, 2025

17 Tantangan Bisnis 2025, Pentingnya Ketahanan Bisnis di Tengah Ketidakpastian

Proxsis & Co. HQ

Gd. Permata Kuningan Lt. 17, Jl. Kuningan Mulia, Menteng Atas, Setiabudi, South Jakarta City, Jakarta 12920

P:

(021) 837 086 79

M:

(+62) 811-1797-485

E:

cs@proxsisgroup.com

East Office

AMG Tower Lantai 17, Jl. Raya Dukuh Menanggal No. 1A, Gayungan, Surabaya, East Java, Indonesia 60234

P:

(031) 825 17 000

M:

(+62) 811-1798-353

E:

cs.sby@proxsisgroup.com

OPTIMIST

OVERJOYED

OUTSTANDING

Part of

© 2025

PT. Proxsis Solusi Bisnis

Brand & Website by

Proxsis & Co. HQ

Gd. Permata Kuningan Lt. 17, Jl. Kuningan Mulia, Menteng Atas, Setiabudi, South Jakarta City, Jakarta 12920

P:

(021) 837 086 79

M:

(+62) 811-1797-485

E:

cs@proxsisgroup.com

East Office

AMG Tower Lantai 17, Jl. Raya Dukuh Menanggal No. 1A, Gayungan, Surabaya, East Java, Indonesia 60234

P:

(031) 825 17 000

M:

(+62) 811-1798-353

E:

cs.sby@proxsisgroup.com

OPTIMIST

OVERJOYED

OUTSTANDING

Part of

© 2025

PT. Proxsis Solusi Bisnis

Brand & Website by

Proxsis & Co. HQ

Gd. Permata Kuningan Lt. 17, Jl. Kuningan Mulia, Menteng Atas, Setiabudi, South Jakarta City, Jakarta 12920

P:

(021) 837 086 79

M:

(+62) 811-1797-485

E:

cs@proxsisgroup.com

East Office

AMG Tower Lantai 17, Jl. Raya Dukuh Menanggal No. 1A, Gayungan, Surabaya, East Java, Indonesia 60234

P:

(031) 825 17 000

M:

(+62) 811-1798-353

E:

cs.sby@proxsisgroup.com

OPTIMIST

OVERJOYED

OUTSTANDING

Part of

© 2025

PT. Proxsis Solusi Bisnis

Brand & Website by